.:[Double Click To][Close]:.

Monday, October 18, 2010

Pertarungan Musik dan Hati John Mayer



Pertarungan Musik dan Hati John Mayer
---Anwar Holid

Referensi : http://www.johnmayer.com
Battle Studies (album)
Penyanyi: John Mayer
Rilis: November 2009
Durasi: 46:36 (11 track)
Genre: Blues-rock, pop-rock
Label: Columbia
Produser: John Mayer, Steve Jordan
Rating: ****


Setelah sangat sukses dengan Continuum (2006), John Mayer berniat melakukan pendekatan berbeda terhadap pembuatan album studio keempatnya. Alih-alih melakukan prosedur pengerjaan konvensional dari satu tahap ke tahap selanjutnya secara berurutan, dia ingin melakukan secara simultan, kalau tidak sekalian. Misal, dia ingin mencoba menggabungkan proses penulisan lagu, merekam demo, dan bentuk finalnya dalam sekali kerja. Di situsnya dia bilang begini: "Saya malah sudah ingin punya konsep desain album itu sejak saat rekaman. Kenapa harus menunggu? Kenapa enggak sekalian memasang cover albumnya di studio sambil rekaman di sana?"

Hasilnya ialah Battle Studies, yang bernuansa lain dengan Continuum dan dua album studio sebelumnya. Lagu-lagu dalam Battle Studies lebih easy listening dan catchy bila dibandingkan Continuum, tapi permainan gitar Mayer jauh lebih menonjol, eksploratif, dan mengisi di sana-sini, menyelimuti sepanjang track. Secara keseluruhan ini merupakan album pop-rock dengan sentuhan blues yang cukup terasa, ditambah sedikit pengaruh country---paling terasa dalam lagu "Half of My Heart" dengan vokalis tamu Taylor Swift. Melodi-melodi di seluruh lagu dalam album ini dinamik, pas, dan memuaskan. Semua lagu terdengar enak, tidak ada yang kira-kira butuh waktu lama untuk menikmatinya sebagaimana dalam Continuum, namun juga tidak terdengar kacangan atau seolah-olah Mayer menurunkan standar idealisme biar albumnya mudah diterima.

Mengandalkan bantuan kawan lama dan setia dalam John Mayer Trio, yaitu Pino Palladino (bass) dan Steve Jordan (drums), irama album ini ceria (upbeat tempo) dan relaks. Tidak ada yang cukup bisa membuat gitarnya meraung-raung seperti waktu dia meng-cover "Bold as Love" milik Jimi Hendrix. Namun kali ini gitarnya malah mendadak sering melengking atau menyela memberi aksen, seperti bila kita dengar permainan David Gilmour atau Eric Clapton. Pilihan suaranya juga terdengar unik. Di album ini dia meng-cover lagu Robert Johnson ("Crossroads"), sedangkan di edisi iTunes pre-order dia memberi bonus cover lagu "I'm on Fire" karya Bruce Springsteen.

Berbeda dengan Continuum yang banyak bicara tentang dunia di luar dirinya, terutama soal politik dan sosial, cenderung grandeur dan selintas mirip sebagai album konsep, tema Battle Studies malah balik lagi ke berkisar soal cinta, upaya pengertian antara dua hati para kekasih, dan persoalan diri sendiri. Sensitivitas Mayer, sebagaimana telah terlampiaskan dengan hebat di sejumlah lagu hits lama dan mampu membuat penggemarnya nyanyi bersama-sama, luber kembali di album ini. Mungkin ini justru membuat album ini tampak "kurang dewasa" dan agak cemen. Banyak penggemar fanatik Mayer kecewa dengan subject matter album ini. Apa ini patut disayangkan? Bisa jadi. Untuk soal ini, Mayer berkomentar, "Album ini berjudul Battle Studies karena menggabungkan banyak pelajaran, observasi, dan sejumlah nasihat. Ini seperti sebuah buku pegangan, yaitu buku pegangan kala patah hati." Jelas sudah. Sebagai simbol populer lelaki metroseksual, Mayer memang kerap diberitakan putus-nyambung dengan sejumlah artis perempuan, misal Jessica Simpson, Jennifer Aniston, dan kini Taylor Swift. Runyamnya hubungan lelaki-perempuan itu mempengaruhi isi penulisan lirik secara keseluruhan. "Tapi itu tidak berarti bahwa kehidupan personal saya lebih kuat dibandingkan musik itu sendiri," jamin Mayer pada Nekesa Mumbi Moody dari AP Music. Jelas dia malas mengorbankan musiknya demi gosip atau anggapan remeh-temeh seperti itu. Sebagai penyanyi, pencipta lagu, dan gitaris yang sudah dilabeli "dewa gitar" baik oleh majalah musik terkemuka dan penggemar rock secara umum, kita boleh percaya pada ucapan Mayer. Di dalam Continuum dan terlebih-lebih pada Try!, Mayer sudah membuktikan dirinya rela mengejar idealitas dalam bermusik.



Buktinya ialah dari penilaian review profesional terhadap Battle Studies. Meski jelas tampak kesulitan menyamai Continuum, rata-rata review tetap menilai album ini memuaskan, misal dari Metacritic. Billboard bahkan berani bilang album ini merupakan yang terbaik dan penuh petualangan dari semua album studionya. Menurut saya sendiri album ini asyik. Ia mengingatkan saya pada Listen Without Prejudice, Vol. I (George Michael) atau Graceland (Paul Simon) yang semua lagunya enak. Pop-rock memang, tapi hebat. Key track pilihan saya ialah "Assassin" dan "Edge Of Desire".[]